November 21, 2024

Kumpulan Reseptor Segala Masalah Mengenai Penyakit

Selamat datang , Kami menyajikan berbagai macam kumpulan obat reseptor mengenai segala jenis masalah penyakit yang mungkin belum kalian tahu, Untuk itu semoga artikel ini bisa berguna dan bisa menambah wawasan kalian agar dapat mengetahui jenis-jenis obatan untuk segala macam penyakit dan beserta efek samping dan dosisnya

Reseptor Dopamin dan Jenis Pengobatan Penyakit Parkinson

Reseptor Dopamin dan Jenis Pengobatan Penyakit ParkinsonPenyakit Parkinson adalah sebuah penyakit kronis yang muncul diakibatkan penuruan fungsi pada saraf. Pertama ditemukan oleh seorang Dokter yang bernama James Parkinson pada tahun 1817. Gejala yang seringkali terjadi adalah tremor di satu sisi badan saat sedang istirahat. Lalu mengalami kesulitan untuk memulai pergerakan, kadang disertai kekakuan pada otot.

Terdapat dua jenis parkinson, yakni primer dan sekunder. Parkinson primer penyebabnya karena berkurangnya dopamin yang dikarenakan bertambahnya usia. Kemudian untuk parkinson sekunder adalah terhambatnya aliran dopamin karena tumor, gangguan pembuluh darah, stroke dan trauma.

Reseptor Dopamin dan Jenis Pengobatan Penyakit Parkinson

Kenali Reseptor Dopamin pada Penyakit Parkinson

Reseptor Dopamin dan Jenis Pengobatan Penyakit Parkinson – Reseptor dopamin merupakan kelas reseptor yang berpasangan protein G. Menonjol di sistem saraf pusat. Neurotransmitter dopamin berupa ligan endogen utama, yakni untuk reseptor dopamin.

Reseptor dopamin dapat mengontrol sinyal saraf yang memodulasi perilaku penting, misalnya saja seperti memori kerja spasial. Kemudian dopamin juga memainkan peran penting dalam pelepasan prolaktin, emesis, fungsi motorik dan arti-penting motivasi serta insentif.

Sinyal reseptor dopamin abnormal dan fungsi dari saraf dopaminergik akan terlibat dalam beberapa gangguan neuropsikiatri. Sehingga reseptor dopamin merupakan target obat neurologi. Untuk antagonis reseptor dopamin adalah antipsikotik, sedangkan agonis tidak langsung reseptor dopamin adalah psikostimulan.

Penyebab Terjadinya Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson terjadi karena berkurangnya jumlah neurotransmitter dopamin yang ada di dalam susunan saraf. Apabila otak memerintahkan sebuah aktivitas maka sel saraf dalam ganglia basalis membantu mengatur perubahan sikap tubuh dan menghaluskan gerakan tersebut. Kemudian ganglia basalis akan mengolah sinyal tersebut dan pesan diantarkan ke talamus. Selanjutnya informasi yang telah diolah disampaikan ke korteks otak besar.

Sinyal secara keseluruhan oleh bahan kimia neurotransmitter akan diantarkan di antara saraf-saraf dan sepanjang jalur saraf sebagai impuls listrik. Pentingnya untuk diketahui, karena dopamin merupakan neurotransmitter utama pada ganglia basalis.

Sel-sel saraf ganglia basalis akan mengalami kemunduran pada penderita parkinson, sehingga pembentukan dopamin berkurang. Selain itu, hubunganya dengan otot dan sel saraf yang lain  juga lebih sedikit.

Berkurangnya dopamin dan kemunduran sel saraf ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun penyakit ini cenderung diturunkan, meskipun faktor genetik tidak menjadi penyebab utamanya.

Namun untuk beberapa kasus terkadang dapat diketahui penyebab parkinson. Misalnya saja adanya komplikasi lanjut dari ensefalitis akibat infeksi atau virus yang menyebabkan peradangan otak. Kemudian kasus lainnya adalah penyakit degeneratif, sehingga obat atau racun akan menghalangi kerja dopamin dalam otak.

Gejala Klinis

Parkinson mulai terjadi samar-samar, kemudian perkembangan penyakit ini secara perlahan. Biasanya pada pemeriksaan akan ditemukan kelainan pada gaya berjalan. Kemudian keluhan lainnya adalah tangan yang bergetar saat beristirahat, namun hal ini tidak terjadi saat sedang beraktivitas.

Untuk beberapa penderita, ujung jari tangan akan menekuk ke dalam dan mengeras secara tidak normal.  Pada sebagian penderita mengalami tremor atau gemetar saat sedang istirahat.  Kelelahan dan stres emosional dapat memperberat tremor. 

Gejala penyakit parkinson berikutnya adalah terjadinya kekakuan otot dan kesulitan memulai suatu pergerakan. Kekakuan dan imobilitas ini dapat menyebabkan kelelahan dan sakit otot. Saat melangkah biasanya penderita akan mengalami kesulitan, bahkan seringkali tertatih-tatih saat berjalan. Dimana lengan tangannya tidak berayun menyesuaikan langkah kaki. Sebagian besar penderita parkinson ini tetap mempunyai intelektual normal, namun tidak sedikit pula yang jadi pikun. 

Jenis Pengobatan Penyakit Parkinson

Pengobatan parkinson bervariasi, mulai dari menggunakan obat-obatan, melakukan terapi hingga operasi. Setiap penderita kemungkinan mendapatkan pengobatan berbeda, tergantung analisa dokter.

Tujuan pengobatan parkinson tidak untuk menyembuhkan secara total. Namun untuk mengurangi dan meringankan gejala yang terjadi, sehingga pasien dapat memperbaiki kualitas hidup.

1. Pemberian Obat-obatan

  • Levodopa:

Untuk mengurangi gejala penyakit parkinson, obat-obatan yang umum digunakan adalah levodopa. Obat akan bekerja dengan cara meningkatkan kadar dopamine dalam otak.

Levodopa ini bisa dikombinasikan dengan karbidopa agar dapat mengurangi gangguan gerak tubuh. Penambahan karbidopa ini supaya dapat meningkatkan efektivitas levodopa dalam otak dan mengurangi efek levodopa di luar otak yang tidak diinginkan.

  • Antikolinergik:

Fungsi dari obat antikolinergik adalah mengendalikan gejala parkinson, misalnya seperti tremor. Akan tetapi untuk penggunaan obat ini akan menimbulkan efek samping yang mempengaruhi kognitif, sehingga harus dibatasi. Terutama pada parkinson usia lanjut.

  • Amantadine:

Untuk penderita parkinson gejala ringan, dapat menggunakan obat amantadine yang dapat meningkatkan produksi dopamine.

2. Terapi

Penyakit parkinson juga dapat diobati melalui terapi. Jenis terapi bisa berupa fisioterapi untuk perawatan dan pemulihan gejala motorik parkinson. Fisioterapi dapat meningkatkan kemampuan berjalan dan mengurangi kekakuan pada otot. Dengan latihan fisik yang  terstruktur maka dapat meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Selain itu, bisa dengan melakukan terapi wicara dan terapi okupasi. Kemudian untuk penderita parkinson yang mengalami depresi, stres atau perubahan emosional dapat melakukan psikoterapi. Hal ini akan membantu penderita meningkatkan kesejahteraan mental.

3. Operasi

Penyakit parkinson umumnya cukup diobati dengan pemberian obat-obatan hingga melakukan terapi medis. Akan tetapi untuk kasus yang berlangsung lama dan parah, dalam menangani penyakit ini dokter akan mengambil tindakan operasi.

Untuk penanganan movement disorder terdapat dua pilihan. Pertama Deep Brain stimulation (DBS) yakni untuk keterlambatan dan gerak. Kemudian yang kedua Stereotactic Brain Lession, efektif untuk penderita tremor.

Metode DBS, pasien diharuskan operasi pemasangan elektroda kecil dalam otak, kemudian menghubungkannya dengan stimulator di perut atau dada. Stimulator akan mengirim arus listrik menuju otak agar dapat mengatur aktivitas saraf dan membantu mengurangi gejala parkinson. Sedangkan untuk Stereotactic Brain Lesion dengan teknik bedah non-invasif.

Penutup:

Parkinson akan menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan mengontrol gerak dan juga keseimbangan tubuh, seperti berbicara, berjalan, gerakan makan dan lainnya. Jika terdapat gejala atau keluhan penyakit parkinson, sebaiknya segera datang ke ahli medis atau dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.